apasebab.com – Musim liburan seperti libur sekolah, lebaran, dan tahun baru menjadi masa panen bagi tempat wisata.
Pengunjung membludak di tempat-tempat wisata. Saking ramainya, tak jarang keindahan tempat wisatanya jadi tak terlihat karena tertutup oleh manusia.
Boro-boro deh mau foto-foto. Gerak selangkah saja sudah nyenggol pengunjung lain saking ramainya.
Namun, ternyata tak semua tempat wisata ramai pada masa liburan. Ada yang apa pun musimnya, tetap saja sepi dari pengunjung.
Hm, apa sebab tempat wisata sepi seperti itu, ya?
Penyebab Tempat Wisata Sepi
Pada dasarnya, semua orang butuh rekreasi. Butuh berlibur untuk menyegarkan jiwa raga dan menjernihkan pikiran.Apalagi di era media sosial, era ketika banyak orang melihat peluang mendapatkan uang dari membuat konten. Berlibur, jalan-jalan ke destinasi wisata yang hits, akan menjadi konten bagus.
Namun, faktanya ada saja tempat wisata yang sepi pengunjung. Bahkan, kaum introvert yang mencintai suasana tenang dan sepi pun enggan berkunjung ke sana.
Berikut ini beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab tempat wisata sepi pengunjung.
1. Lokasi susah dijangkau
Bagi orang yang berjiwa petualang, sepertinya tidak ada tempat yang tidak mungkin didatangi. Sama seperti Ninja Hatori, mendaki gunung, lewati lembah, akan dilakukan.Namun, yang seperti itu hanya segelintir. Lebih banyak lagi yang tak tertarik mendatangi lokasi wisata di antah berantah.
Bagi mereka, berwisata adalah untuk bersenang-senang, bukan untuk menyusahkan diri. Jadi, tak aneh jika tempat wisata yang sulit dijangkau akan sepi pengunjung.
2. Tidak ada transportasi umum
Bukan hanya orang yang memiliki kendaraan pribadi yang butuh berwisata. Orang-orang yang mengandalkan transportasi umum juga butuh berlibur ke tempat-tempat wisata.Menyewa kendaraan (motor, mobil, mini bus) atau menggunakan transportasi online bisa menjadi solusi atas ketiadaan transportasi umum yang melewati destinasi wisata.
Namun, biasanya biaya sewa kendaraan yang harus dibayar juga lebih mahal dibandingkan kendaraan umum yang rutenya memang melewati tempat wisata tersebut.
3. Fasilitas tidak memadai
Tempat wisata perlu dikelola dengan baik. |
Berlibur bukan berarti menyiksa diri. Itu sebabnya, fasilitas apa saja yang tersedia di tempat wisata menjadi hal penting.
Menginap di bumi perkemahan saja maunya ada fasilitas seperti toilet yang bersih, air jernih dan lancar, dekat dengan tempat yang menjual makanan, dan keamanan terjamin.
4. Pelayanan buruk
Hal buruk sering kali lebih cepat menyebar daripada hal baik. Kenapa, ya? Apa karena kita hobi misuh, menggosip, dan mencari cela dari segala sesuatu?Begitu juga dengan pelayanan di tempat wisata. Pelayanan buruk yang memberikan pengalaman tidak menyenangkan dapat membuat pengunjung kapok untuk datang lagi.
Menjadi lebih parah jika pengunjung yang kapok itu menceritakan pengalaman buruknya kepada orang lain, baik secara langsung, curhat di media sosial, atau memberi ulasan negatif di Google Review.
Baca Juga: Bahasa Marketing yang Menyebalkan
5. Mahal
Sebenarnya sudah bukan rahasia lagi kalau barang dan jasa di tempat wisata lebih mahal daripada di luar tempat wisata. Biasanya, wisatawan juga sudah mempersiapkan sejumlah dana untuk itu.Namun, bisa berbeda ceritanya kalau harga yang dipatok terlalu mahal. Untuk menikmati wahana rekreasi yang tersedia, pengunjung harus membayar lagi. Misalkan ada 10 wahana, berarti 10 kali membayar.
Kalau hanya sendiri atau berdua dengan pasangan, mungkin tak terlalu berat. Namun, jika membawa anak-anak dan semuanya ingin menjajal berbagi wahana, pasti dompet akan menjerit frustrasi.
Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan bagi Generasi Sandwich
6. Terlalu ekstrem
Tempat wisata yang ekstrem biasanya memang membidik kalangan tertentu saja. Siapa lagi kalau bukan pencinta olahraga dan wisata ekstrem.Jembatan gantung di ketinggian ratusan meter, misalnya, jelas bukan untuk wisatawan yang memiliki fobia ketinggian dan pengidap vertigo.
Orang yang melihat foto jembatan gantung saja sudah gemetar ketakutan, lutut lemas, dan jantung serasa mau copot, sangat tak disarankan untuk berwisata ke sana. Takutnya, geser dikit langsung pindah alam.
Baca Juga: Alasan Orang Suka Traveling
7. Banyak pungli
Pungli alias pungutan liar juga bisa menjadi penyebab sepinya tempat wisata.
Pelaku pungli ini juga macam-macam. Mulai dari akamsi (anak kampung sini) alias warlok (warga lokal), organisasi tertentu, hingga preman.
Alasan melakukan pungutan? Hm, bisa apa saja. Suka-suka mereka yang melakukannya.
Sama seperti tiket dan tarif resmi yang harus dibayar dengan uang, pungli juga meminta sejumlah uang. Alhasil, membengkaklah jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh wisatawan.
8. Kotor
Siapa yang mau berwisata ke tempat yang kotor? Pasti tak ada. Kecuali kalau tujuannya memang studi banding ke tempat pengelolaan sampah.Tempat wisata yang kotor bisa karena pengelolanya malas bersih-bersih, bisa juga karena ulah pengunjung sendiri yang suka membuang sampah sembarangan.
Siapa pun penyebabnya, yang pasti adalah akibatnya: orang enggan datang.
9. Minim informasi
Sering terjadi suatu tempat wisata telah tampil menawan tetapi tetapi saja sepi. Penyebabnya adalah minim informasi tentang tempat wisata tersebut.
Banyak orang yang merasa lebih nyaman berkunjung ke suatu tempat jika telah memiliki cukup informasi tentang tempat tersebut.
Informasi ini bisa bersumber dari pemerintah daerah selaku pengelola tempat wisaya, bisa juga dari sesama pengunjung yang menceritakan pengalamannya berkunjung ke tempat wisata tersebut.
Wisata di Sumatra Utara, misalnya. Keberadaan Travel Blogger Medan cukup membantu memberi informasi kepada orang-orang yang ingin berwisata di sana. Bukan di Kota Medan saja, melainkan juga kota-kota lain di Sumatra Utara.
Orang luar Sumatra Utara banyak yang hanya tahu Danau Toba sebagai daerah tujuan wisata alam yang wajib dikunjungi. Padahal, provinsi tersebut memiliki banyak destinasi wisata lain yang tak kalah menarik. Sebut saja di antaranya Danau Linting, Danau Lau Kawar, dan Air Terjun Sikulikap.
Penutup
Bagi banyak daerah, sektor wisata masih menjadi andalan pendapatan. Oleh karena itu, pengelolaan tempat-tempat wisata harus benar-benar diperhatikan.Bukan hanya fasilitas yang perlu diperbaiki, tetapi juga hal-hal seperti kualitas layanan, keamanan, dan kemudahan akses.
Masalah pungli juga perlu mendapat perhatian serius. Fasilitas bagus dan layanan oke tetapi pungli tak terkendali, bisa membuat pengunjung kapok dan membuat tempat wisata menjadi sepi.
Terima kasih sudah mampir
BalasHapusKarena alasan di atas juga kawasan Bali Utara sepi. Wacana ada transportasi kereta atau bandara cuma wacana. Jalan juga tidak terawat dengan baik.
BalasHapusIhh bener banget, kalo mahal dan banyak pungli kadang aku lebih baik ngga kesana sih, kalo harus kesana ya cukup sekali aja pas untuk cari tahu dan memenuhi rasa penasaran aja
BalasHapus