Tidak Semua Orang Suka Menonton Film, Ini Penyebabnya


Apa penyebab orang tidak suka menonton film.

apasebab.com Kesukaan setiap orang berbeda-beda. Kalaupun dua orang bisa bersahabat karena satu dua kesamaan, tapi pasti saja ada hal lain yang tidak sama.

Misalnya dua sahabat yang sama-sama suka kucing dan suka memberi makan kucing liar. Sama-sama suka makan cuanki dan jajan tahu bulat. Sama-sama mahasiswa ambis yang bercita-cita menjadi diplomat karier.

Namun, bukan berarti mereka sama dalam segala hal. Yang satu sangat suka menonton film, sahabatnya justru tidak suka menonton film.

Apakah perbedaan kesukaan itu menjadi masalah? Oh, tentu saja tidak karena keduanya sama-sama menghargai perbedaan.


Kenapa Orang Tidak Suka Menonton Film?

Menonton film memang terlihat sebagai kegiatan yang mengasyikkan. Tidak hanya untuk refreshing, tetapi juga bisa membuka pandangan baru tentang berbagai hal.

Bagi pekerja kreatif, menonton film juga bisa dilakukan untuk memantik ide-ide baru. Lebih-lebih, sekarang menonton film tidak harus ke bioskop. Sekarang bioskop justru bisa dihadirkan di rumah melalui berbagai aplikasi menonton film.

Toh nyatanya, tak semua orang suka menonton film. Tentu saja, rasa tidak suka mereka itu bukan tanpa sebab. Bukankah segala sesuatu pasti ada penyebabnya?

Berikut ini beberapa penyebab orang tidak suka menonton film:

1. Tidak sabar

Menonton satu film lepas butuh waktu setidaknya 1,5 hingga 2,5 jam. Kalau filmnya terdiri atas beberapa seri, maka waktu yang dibutuhkan untuk menamatkan menonton akan lebih panjang lagi.

Bagi sebagian orang, menghabiskan waktu sekian lama untuk menonton film adalah hal yang membosankan.

2. Lebih suka kegiatan interaktif

Menonton film adalah kegiatan satu arah dan pasif. Duduk, diam, dan menonton adegan demi adegan di layar.

Bagi mereka yang tidak bisa duduk diam, yang ingin selalu bergerak dan aktif berinteraksi, kegiatan menonton film menjadi sesuatu yang tidak menarik.

3. Tidak relate dengan cerita
Tidak suka menonton film bisa juga karena merasa tidak ada keterkaitan apa pun dengan jalan cerita.

Biasanya, kalau ada perasaan terkait dengan film, masih mau mengusahakan untuk menonton. Misalnya terkait dengan lokasi film (mengenal betul lokasi tersebut atau sangat ingin berkunjung ke lokasi dalam film itu tetapi belum juga kesampaian).

Bisa juga perasaan relate karena waktu yang diangkat dalam film tersebut (contohnya film berseting tahun 1990an). Atau mungkin karena ada persamaan masalah yang dihadapi dengan masalah yang diangkat dalam film.

Misalnya, generasi sandwich yang harus bekerja keras untuk menafkahi keluarga besar, besar sekali, pasti merasa sangat relate dengan film Home Sweet Loan.

4. Membuka luka masa lalu

Menonton film
Meski terlihat menyenangkan, tetapi tidak semua orang senang menonton film.

Takut kembali membuka luka masa lalu juga bisa menjadi penyebab seseorang tidak suka menonton film.

Misalnya, ketika kecil pernah menonton film horor atau film yang menyajikan adegan sadis hingga menimbulkan trauma dan ketakutan.

Takut ke-trigger! Takut trauma dan luka masa lalu kembali berdarah dan menimbulkan masalah baru di masa kini.

Tapi kan banyak film yang genrenya bukan horor dan thriller. Banyak kok film yang lucu dan menghibur.

Betul. Namun, setiap orang memiliki daya tahan dan daya pulih yang berbeda-beda. Yang dianggap B saja bagi seseorang, bisa jadi merupakan trigger bagi orang lain.

Baca juga: Penyebab Orang Menangis

5. Skeptis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skeptis berarti kurang percaya; ragu-ragu.

Tidak percaya dengan kualitas film yang ada juga bisa menjadi penyebab tidak suka menonton film.

Mungkin sebelumnya pernah beberapa kali menonton film tetapi merasa kecewa dengan kualitasnya. Jalan cerita tidak keruan, akting para pemerannya seperti Kanebo kering, teknik sinematografinya menyedihkan, dan sebagainya. Zonk lah.

Karena enggan kecewa lagi, jadi memilih untuk tidak menonton film. Diyakinkan seperti apa pun bahwa tidak semua film seperti itu, masih saja tak percaya.

Diyakinkan bahwa banyak film bagus yang digarap oleh penulis skenario andal, sutradara jempolan, serta segenap kru profesional, tapi tetapi saja tak teryakinkan.

Males kalau sampai zonk lagi. Kira-kira begitulah alasan mereka.

6. Lebih suka membaca

Ada juga orang yang tidak suka menonton film karena lebih suka membaca buku. Bagi mereka, membaca teks lebih berdampak daripada menonton film.

Membaca buku memungkinkan imajinasi mengembara dan menjelma tanpa batas. Berbeda dengan menonton film yang tinggal menikmati apa yang disajikan di layar.

Ketika banyak novel Indonesia diangkat menjadi film, mereka tetap tak tertarik untuk menonton.

“Sudah baca bukunya.”
“Lebih seru baca bukunya.”

Atau lagi-lagi pernah kecewa karena cerita versi film berbeda jauh dengan cerita di bukunya.

Baca Juga: Tujuan Ikut Kelas Menulis

Penutup

Begitulah. Tidak semua orang suka menonton film. Selain enam penyebab di atas, bisa jadi masih ada penyebab lainnya. Misalnya karena menganggap itu pemborosan uang dan hanya membuang waktu.

Mereka yang tak suka menonton film bukanlah makhluk aneh. Mereka hanya tak suka karena alasan tertentu. Sama saja sih seperti kita suka dan tidak suka sesuatu. Pasti ada sebabnya, kan?

Seperti halnya kenapa ada orang bertahan dalam pernikahan sakit, padahal kita yang melihatnya sudah sejuta kali menyuruhnya menyelamatkan diri. Lagi-lagi, pasti ada sebabnya.

2 komentar

  1. Wah alasan terakhir, bener bgt tuh. Kdg udh baca bukunya, eh difilmkan. Ternyata keseruannya berbanding terbalik dibanding saat membaca buku. Emg sih kalo film tuh merupakan interpretasi sutradara. Sdkan membaca buku, ya imajinasi kita akan terbang mengikuti alur penulis dan bayangan kita sendiri. Lbh seru.

    BalasHapus

Komentar dimoderasi dulu, ya. Terima kasih.

Hijab for Sisters